Hai semuanya! Aku yakin kita semua setuju bahwa hubungan itu seperti kebun bunga yang perlu dirawat dengan penuh kasih sayang, namun terkadang, tanaman-tanaman itu mengalami kekeringan atau hama. Ya, salah satu hama paling mengganggu dalam hubungan adalah perselingkuhan. Jadi, ayo kita gali lebih dalam tentang situasi yang kompleks ini dan mencoba menjawab pertanyaan : Siapa yang sebenarnya harus disalahkan?
Pada dasarnya, ada banyak faktor yang bisa memicu tindakan yang menyakitkan ini. Pertama, ada ketidakpuasan emosional atau fisik. Kadang-kadang, kita merasa seperti ada yang hilang dalam hubungan kita dan mencari-cari kehangatan yang hilang itu di tempat lain. Selain itu, ada rasa ingin diakui dan dicintai yang bisa membuat seseorang mencari perhatian di luar pasangan. Jangan lupa juga faktor tidak setia dan perasaan tidak terikat yang kadang memancing keinginan untuk mencoba hal baru.
Ngomong-ngomong, mengutuk satu pihak saja nggak bakal menyelesaikan masalah. Kita nggak bisa menyalahkan satu pihak dan menganggapnya selesai begitu saja. Komunikasi adalah kuncinya! Saling membuka hati dan saling mendengarkan itu penting banget untuk mencegah perselingkuhan. Lho, masa iya sih kita menyalahkan partner kita karena selingkuh tanpa lihat apa yang kita sendiri kontribusikan ke hubungan itu?
Dampak Emosional pada Pasangan
Setiap aksi pasti punya reaksi, kan? Begitu juga dengan perselingkuhan. Pasangan yang terkena dampak pasti mengalami gejolak emosional yang luar biasa. Rasa sakit, amarah, dan kekecewaan yang tumpah begitu saja. Selain itu, ada rasa ketidakpercayaan yang bisa membuat hubungan itu terasa rapuh seperti kaca yang pecah. Nggak mudah memang, tapi proses pemulihan itu penting. Yuk, kita bangun kepercayaan lagi, satu langkah dan satu hari dalam satu waktu.
Mengatasi Perselingkuhan dan Mencari Solusi
Oh iya, ada solusi juga lho untuk mengatasi perselingkuhan. Salah satunya adalah mendapatkan bantuan dari konseling atau terapi. Jangan takut untuk minta bantuan karena bukan berarti kita lemah, tapi malah menunjukkan kita peduli dengan hubungan kita. Dari sini kita bisa belajar banyak dan tumbuh bersama. Akhirnya, pasangan dihadapkan pada pilihan sulit: apakah ingin memperbaiki atau mengakhiri hubungan. Tapi percayalah, ada cahaya di ujung terowongan.
Jadi, dengan pemahaman bahwa nggak selalu ada satu pihak yang harus disalahkan. Hubungan itu tentang perjalanan bersama dan belajar dari pengalaman. Kita butuh pengertian, komunikasi yang baik, dan siap untuk tumbuh bersama. Ingat, bukan berarti kita tidak bisa melewati cobaan ini, melainkan kita bisa bangkit dan membangun hubungan yang lebih kuat lagi.
Referensi :
Perel, Esther. 2017. The State of Affairs: Rethinking Infidelity.
Comments
Post a Comment