Mengapa anak sulit menerima kehadiran sosok ayah tiri dalam hidupnya?



Mengapa Anak Sulit Menerima Kehadiran Ayah Tiri


                                             

Apa sih yang dimaksud dengan ayah tiri? Ayah tiri adalah sosok ayah yang hadir dalam kehidupan keluarga setelah perpisahan atau kematian ayah kandung. Waktu yang berubah dan transisi kehidupan ini bisa mempengaruhi anak dengan berbagai cara. Anak-anak mungkin awalnya merasa senang dengan kehadiran sosok baru ini, tapi nggak jarang juga ada perasaan canggung dan kesulitan untuk menerima perubahan ini. Bayangin aja, tiba-tiba ada orang baru yang mungkin harus ngisi peran yang biasanya hanya dimiliki oleh ayah kandung. Bisa bikin bingung, kan?


Tantangan Integrasi dalam Keluarga Campuran


Bayangkan kamu di posisi anak yang merasa ditarik ke dalam dunia yang nggak familiar. Ayah tiri datang dengan harapan baru dan mungkin kita diharapkan untuk 'mekar' dalam keluarga ini. Tapi percayalah, nggak semudah itu bagi anak. Mereka bisa merasa takut akan perubahan, bahkan takut kehilangan perhatian atau kasih sayang dari orang tua kandung mereka. Ini bisa menghasilkan perasaan ketidakpastian dan bahkan konflik peran. Apa yang harus mereka lakukan? Harusnya aku memanggilnya 'ayah' atau 'pak'? Semua pertanyaan ini bisa bikin kepala jadi mumet.


Faktor Emosional yang Memengaruhi Penerimaan


Ketika sosok ayah tiri masuk dalam gambar, ada perasaan campur aduk yang bisa muncul. Mungkin ada perasaan cemburu terhadap perhatian yang diberikan kepada ayah tiri atau mungkin perasaan takut akan perubahan. Ada juga rasa tidak nyaman karena anak merasa loyalitas mereka terbagi antara ayah kandung dan ayah tiri. Dan kita nggak bisa mengabaikan perasaan kehilangan yang mungkin muncul karena kepergian atau absennya ayah kandung dari kehidupan mereka. Jadi, nggak heran kalau perasaan ini bisa jadi jalan buntu dalam menciptakan hubungan yang harmonis.


Psikologi Anak dalam Konteks Ayah Tiri


Proses adaptasi psikologis mereka bisa jadi tidak mudah. Anak-anak memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan, terutama ketika ada figur baru yang masuk dalam kehidupan mereka. Tahap perkembangan anak juga memengaruhi bagaimana mereka merespons kehadiran ayah tiri. Misalnya, pada usia tertentu, anak mungkin lebih cenderung menunjukkan ketidakpastian dan resistansi. Ini bukan berarti mereka menolak ayah tiri, tapi lebih kepada proses penyesuaian yang memerlukan waktu dan dukungan. Selain itu, anak-anak juga bisa merasakan perasaan tidak aman atau bahkan kebingungan mengenai identitas mereka dalam dinamika keluarga yang baru.


Peran Komunikasi dalam Membangun Hubungan


Kita bisa menjembatani kesenjangan antara anak dan ayah tiri melalui komunikasi yang terbuka. Penting bagi ayah tiri untuk mendengarkan perasaan anak dan memberikan ruang bagi mereka untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam hati. Dan anak-anak juga perlu diberi pemahaman bahwa perubahan ini nggak mengurangi kasih sayang orang tua kepada mereka. Pemberian dukungan, apresiasi, dan pujian atas usaha anak dalam beradaptasi juga bisa membantu membangun kedekatan emosional yang baru.



Bagaimana cara kita mengatasi tantangan ini? Pertama, kita perlu memberikan panduan yang positif kepada anak tentang apa yang akan terjadi dan mengapa perubahan ini terjadi. Selain itu, kesabaran adalah kunci. Jangan memaksakan hubungan atau menuntut anak untuk segera merasa nyaman dengan ayah tiri. Biarkan mereka mengatasi perasaan mereka dengan tempo mereka sendiri. Selain itu, kita bisa berusaha memahami perspektif mereka, sebab mungkin ada alasan yang belum terungkap mengapa anak sulit menerima ayah tiri.


Setiap anak adalah unik, jadi kita perlu memberi mereka waktu dan ruang untuk beradaptasi. Semua usaha kita pasti akan berbuah manis, dan keluarga campuran kita bisa jadi harmonis dengan sentuhan cinta dan pengertian. 



Referensi : 


Webb, Amy. 2021. The Single Mom's Guide to Raising Confident and Resilient Children.




Comments