Pandangan masyarakat pada Couple MBA


Couple MBA Miliki Label Buruk, Kenapa?



Pasangan yang menikah secara tidak sengaja atau sering disebut
Married By Accident (MBA) memang menarik perhatian. Tapi tahukah kamu, dibalik keunikan cerita ini, seringkali masyarakat memberikan label buruk pada pasangan semacam ini. Pandangan masyarakat terhadap pasangan MBA itu lumayan bikin kepala kita tergeleng-geleng. Mereka sering kali punya sudut pandang yang kurang mendukung, dan stereotip yang muncul juga nggak kalah membuat mata kita melotot. Ada yang berpendapat kalau pasangan semacam ini keburu menikah tanpa pertimbangan matang. 


Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi pandangan masyarakat. Pertama, ada persepsi bahwa pasangan MBA ini ambil keputusan cepat dan impulsif dalam perkawinan. Nggak sedikit yang berpikir, "Wah, kok tiba-tiba nikah? Pasti nggak dipikirin matang!" Selain itu, norma sosial seputar pernikahan dan komitmen juga mempengaruhi, lho. Masyarakat seringkali menilai bahwa pernikahan seharusnya direncanakan dengan matang dan bukan keputusan yang diambil secara dadakan.


Jika membahas mengenai tantangan dari couple MBA, bisa kamu bayangkan nggak sih betapa besar tantangannya mulai dari  menjaga keharmonisan dan komunikasi dalam pernikahan yang dimulai tanpa perencanaan matang apalagi jika menyangkut akibat hubungan seksual?


Pasangan MBA pasti harus bener-bener ekstra kerja keras nih. Belum lagi tekanan dan pandangan negatif dari keluarga, teman, dan masyarakat umum yang suka bikin suasana jadi makin panas. 


Nggak nyaman kan kalau tahu banyak orang yang meragukan pernikahan kita?


Jangan heran kalau orang suka membanding-bandingkan. Ada perbedaan pandangan antara pernikahan spontan ala pasangan MBA dengan pernikahan yang diatur secara tradisional. Beberapa orang bisa aja berpendapat kalau pernikahan yang diatur dengan persiapan matang bakal lebih sukses dan tahan lama. Tapi tentu saja, setiap pernikahan punya dinamikanya masing-masing, kan?


Oleh karena itu, peran lingkungan sosial dalam membentuk pandangan masyarakat. Keluarga, teman, dan komunitas punya andil besar dalam membantu pasangan MBA menghadapi label buruk ini. Mereka bisa menjadi pilar dukungan yang penting untuk meredam prasangka-prasangka yang muncul. Memiliki komunitas yang mendukung itu bener-bener berarti, lho!



Pandangan masyarakat, norma sosial, dan persepsi tentang pernikahan spontan mempengaruhi banget. Tapi ingat, setiap pasangan sendiri punya cerita unik dan nilai-nilai tersendiri. Jadi, penting banget untuk menghormati dan memahami keragaman dalam bentuk-bentuk pernikahan. Semoga suatu saat label buruk ini bisa tergantikan dengan pengertian yang lebih luas dan positif, ya!




Referensi : 


Putu, W. A. Ida. 2020. Pernikahan Remaja: Perspektif Psikologi dan Hukum.


Comments