Seperti yang kita semua tahu bahwa hidup itu penuh dengan banyak sekali tantangan, termasuk yang membuat kita menghadapi momen sulit yang bisa meninggalkan jejak mendalam dalam hidup kita. Tapi, tahukah kamu bahwa ada begitu banyak mitos tentang trauma dan cara kita mengatasi keadaan sulit ini? Mari kita gali lebih dalam, teman-teman, dan buka kotak Pandora psikologi ini!
1. Trauma Hanya Terjadi Akibat Pengalaman yang Sangat Mengerikan
Mari kita mulai dengan yang satu ini, yang mungkin sudah melekat kuat di benak banyak orang. Ada anggapan bahwa trauma hanya terjadi setelah pengalaman yang luar biasa mengerikan, seperti kecelakaan serius atau pelecehan. Faktanya, trauma bisa muncul dari berbagai pengalaman, bahkan yang tampak remeh. Bagi setiap individu, tingkat trauma bisa berbeda-beda.
Jadi, selain menghargai pengalaman besar, mari kita juga berbicara tentang bagaimana setiap orang merasakan dan merespons stres dalam hidupnya.
Faktanya Trauma Bersifat Subjektif
Trauma itu subjektif, yang artinya apa yang traumatik bagi satu orang mungkin tidak begitu berarti bagi orang lain. Sebuah perceraian atau kehilangan pekerjaan bisa menjadi sumber stres yang signifikan bagi seseorang, dan ini bisa berkembang menjadi trauma jika tidak ditangani dengan baik.
Jadi, penting untuk mendengarkan dan memahami perasaan orang lain ketika mereka berbicara tentang pengalaman traumatis mereka, bahkan jika tampaknya tidak besar-besar amat.
2. Semua Orang Bereaksi pada Trauma dengan Cara yang Sama
Terkadang, kita berpikir bahwa semua orang akan bereaksi pada trauma dengan cara yang serupa. Tapi sebenarnya, manusia itu aneh dan indah dalam berbagai cara, termasuk dalam cara mereka mengatasi stres dan trauma.
Faktanya Respon terhadap Trauma Bervariasi
Setiap orang memiliki cara unik untuk menghadapi trauma. Beberapa mungkin langsung merasa kacau, sementara yang lain tampaknya tak tergoyahkan. Ada yang mencari dukungan dari teman dan keluarga, sedangkan yang lain lebih memilih merenung sendiri. Semua respons ini adalah bentuk normal dari proses koping.
Jadi, jika seseorang yang kamu kenal mengatasi trauma dengan cara yang berbeda, jangan salahkan mereka. Mereka mungkin hanya menemukan cara yang cocok dengan kepribadian dan pengalaman mereka.
3. Semua Trauma Harus "Dilupakan"
Pernahkah kamu mendengar frasa "lupakan saja semuanya" ketika berbicara tentang trauma? Ini adalah mitos yang sering kita temui. Ada anggapan bahwa satu-satunya cara untuk pulih dari trauma adalah dengan melupakan seluruh pengalaman tersebut.
Faktanya Mengatasi Trauma Lebih dari Sekedar Melupakan
Mengatasi trauma sebenarnya lebih kompleks daripada sekadar melupakan. Penting untuk mengenali, memproses, dan memahami pengalaman traumatis kita. Terapis seringkali membantu dalam proses ini, membimbing kita untuk menghadapi perasaan yang sulit dan mencari solusi yang sehat.
Ingatlah, kita bisa tumbuh dan belajar dari pengalaman traumatis kita, bahkan jika itu tidak pernah bisa sepenuhnya dilupakan.
4. Trauma Tidak Dapat Disembuhkan
Mungkin ada yang berpikir bahwa setelah mengalami trauma, kita akan selamanya terjebak dalam kegelapan perasaan dan ketidakbahagiaan. Tapi, mari kita hancurkan mitos ini.
Faktanya Trauma Dapat Disembuhkan
Trauma bisa disembuhkan! Dengan dukungan yang tepat, kerja keras, dan kesabaran, kita dapat pulih dari pengalaman traumatis. Terapis dan dukungan sosial dapat memainkan peran kunci dalam proses penyembuhan ini.
So, mari kita merangkul realitas bahwa traumatisasi itu manusiawi dan proses penyembuhannya memungkinkan. Mari kita bersikap peduli dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan menuju pemulihan.
Ingatlah, tidak ada satu ukuran yang pas untuk semua dalam hal trauma dan koping. Mari terbuka, terhubung, dan saling mendukung saat kita menjelajahi dunia yang kompleks ini bersama-sama. Semoga kita semua dapat tumbuh dan berkembang, bahkan di tengah badai yang mungkin kita hadapi dalam hidup ini. Tetap kuat, teman-teman!
Referensi :
Coyne, E. Sarah & Mendenhall, E. Emily. 2022. Trauma & Coping: A Guide for People with Mental Illness.
Lynn, J. Steven. 2023. Mitos dan Fakta dalam Psikologi: Sebuah Panduan Kritis.

Comments
Post a Comment