Inilah Alasan Mengapa Kamu Tidak Boleh Melewatkan Social Mirroring dalam Komunikasi!
Ketika kita berbicara tentang komunikasi, seringkali kita terjebak dalam pergolakan pikiran: "Haruskah aku terlihat unik?" atau "Apa yang harus aku katakan supaya diterima?" Nah, disini kita akan mengupas tentang satu hal ajaib yang mungkin pernah kita gunakan tanpa sadar dalam setiap percakapan, yaitu Social Mirroring.
Jadi, apa sih itu Social Mirroring? Ini adalah fenomena psikologis di mana kita secara tidak sadar meniru perilaku, gerakan tubuh, dan bahkan gaya bicara orang lain dalam proses berkomunikasi. Ini seperti tarian tak kasat mata yang terjadi di dunia percakapan kita.
Mengapa Kita Melakukan Social Mirroring?
Kita lakukan ini bukan karena kita ingin jadi peniru, tapi karena kita ingin terhubung. Social Mirroring adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat dan membuat orang merasa nyaman bersama kita. Ini adalah cara otak kita mengatakan, "Hey, kita mirip nih, kita satu tim!" Ini adalah cara kita mengatakan kepada orang lain bahwa kita mendengarkan dengan serius dan kita peduli.
Bahasa Tubuh Bicara Banyak
Sebagian besar Social Mirroring terjadi dalam bahasa tubuh. Cobain deh ingat-ingat, ketika seseorang dari teman kita tertawa dengan riang, secara otomatis, kita ikut tersenyum atau tertawa juga. Ini adalah contoh jelas dari Social Mirroring dalam aksi. Bahasa tubuh kita mengekspresikan empati dan menciptakan rasa solidaritas.
Speech Tempo dan Kata-Kata yang Sama
Bukan hanya gerakan tubuh, teman-teman. Kita juga cenderung meniru tempo bicara dan pilihan kata orang lain. Misalnya, ketika kita berbicara dengan seseorang dengan aksen tertentu, kita mungkin secara tidak sadar akan mulai berbicara dengan aksen yang sama. Ini bukan upaya mengejek, tapi cara otak kita menciptakan rasa kenyamanan dalam percakapan.
Kapan Social Mirroring Jadi Masalah?
Nah, hati-hati juga ya, guys. Terlalu banyak Social Mirroring bisa membuat kita terlihat seperti bunglon yang selalu berubah. Jadi, seimbangkanlah antara meniru dan menampilkan kepribadian asli kita. Terlalu banyak meniru bisa membuat orang lain merasa kita palsu atau tidak tulus.
Gunakan Social Mirroring sebagai senjata rahasia dalam kotak alat komunikasi kita! Cobalah untuk berempati, dengarkan dengan baik, dan bersikap autentik. Dengan begitu, kita bisa membuat orang lain merasa dihargai dan dianggap penting dalam percakapan.
Jadi, Social Mirroring itu bukanlah tindakan 'ikutan-ikutan' yang sepele. Ini adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat, memahami satu sama lain, dan menciptakan komunikasi yang lebih efektif.
Referensi :
Hare, Brian & Woods, Vanessa. 2021. The Social Mirror: How Our Brains Learn from Others.

Comments
Post a Comment