Seorang introvert dan ekstrovert

Introvert vs. Ekstrovert: Membongkar Mitos dan Mengungkap Fakta Psikologi


Siapa di antara kita yang belum pernah mendengar tentang istilah "introvert" dan "ekstrovert"? Kedua kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menggambarkan karakter seseorang. Namun, apakah semua yang kita dengar itu benar? Disini, kita akan menggali lebih dalam tentang mitos dan fakta mengenai sifat-sifat ini dalam konteks psikologi.



Mitos 1: Introvert itu Pemalu, Ekstrovert itu Sosial


Mitos pertama yang ingin kita pecahkan adalah anggapan bahwa semua introvert adalah pemalu dan semua ekstrovert adalah sosial. Faktanya, seorang introvert mungkin tidak selalu pemalu. Mereka bisa saja pandai berbicara di depan umum atau bersosialisasi dalam situasi tertentu. Begitu juga dengan ekstrovert, meskipun mereka cenderung aktif secara sosial, tidak semua dari mereka harus selalu bersama orang lain. Seorang ekstrovert juga bisa menikmati waktu sendiri.


Faktanya, Introvert dan Ekstrovert itu lebih tentang energi. Yang membedakan seorang introvert dan ekstrovert sebenarnya adalah bagaimana mereka memperoleh energi. Introvert mendapatkan energi dari waktu yang dihabiskan sendirian atau dalam situasi yang lebih tenang, sementara ekstrovert mendapatkan energi dari interaksi sosial. Ini berarti seorang introvert bisa menjadi sangat ramah dan bersemangat saat mereka bersama teman-teman akrabnya, tetapi mereka perlu waktu untuk mereset diri mereka sendiri setelahnya.



Mitos 2: Introvert tidak Bisa Sukses di Dunia Sosial


Mitos berikutnya yang perlu kita diskusikan adalah anggapan bahwa introvert tidak bisa sukses di dunia sosial. Ini sangat salah! Banyak tokoh terkenal yang dianggap introvert, seperti Bill Gates dan Albert Einstein. Mereka bisa sangat sukses dalam pekerjaan mereka dan berkontribusi besar pada masyarakat meskipun cenderung lebih tertutup.


Faktanya Introvert punya kelebihan unik. Introvert memiliki kelebihan uniknya sendiri. Mereka cenderung lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan dan lebih baik dalam mengeksplorasi pemikiran mendalam. Kreativitas dan fokus tinggi juga merupakan ciri khas introvert. Jadi, introvert dapat sukses dengan cara yang berbeda dibandingkan ekstrovert.



Mitos 3: Ekstrovert selalu Bahagia, Introvert selalu Murung


Mitos terakhir yang ingin kita bahas adalah anggapan bahwa ekstrovert selalu bahagia dan introvert selalu murung. Ini tidak benar. Baik introvert maupun ekstrovert bisa merasakan berbagai emosi seperti siapa pun. Mereka mungkin hanya mengekspresikannya dengan cara yang berbeda.


Faktanya diantara keduanya bisa belajar dari satu sama lainnya. Satu hal yang menarik tentang introvert dan ekstrovert adalah mereka bisa belajar satu sama lain. Seorang introvert bisa belajar bagaimana bersosialisasi dengan lebih mudah dari seorang ekstrovert, sementara seorang ekstrovert bisa belajar untuk menghargai keheningan dan refleksi dari seorang introvert.



Jadi, mari kita akhiri mitos dan stereotip tentang introvert dan ekstrovert. Psikologi adalah ilmu yang rumit, dan setiap individu adalah kombinasi unik dari sifat-sifat ini. Kita semua berada di spektrum introvert-ekstrovert yang berbeda-beda, dan itulah yang membuat dunia ini begitu berwarna! Jangan lupa, yang paling penting adalah menghargai dan mendukung satu sama lain, tanpa peduli apakah kita introvert, ekstrovert, atau sesuatu di antaranya. Semua orang memiliki peran penting dalam membangun dunia yang lebih baik.





Referensi : 


Cain, Susan. 2022. The Power of Introverts: Why Quiet People Are Misunderstood, Underestimated, and Often Times Mistreated.


Comments