Pasangan bad moodan vs pasangan penyabar, toxic kah hubungan itu?

Pasangan Bad Moodan vs Pasangan Penyabar


Percayalah, dalam dunia pasangan, ada berbagai macam kepribadian yang berbaur. Kita pasti pernah melihat, bahkan mungkin mengalami sendiri, pasangan dengan karakter bad mood yang selalu terlihat serius, dan di sisi lain, pasangan yang lebih penyabar dari penantian nunggu pesawat transit.


Jadi, mari kita mulai dengan pasangan yang mood-nya selalu naik turun seperti roller coaster. Mereka bisa terlihat agak ketus atau lesu tanpa alasan yang jelas. Sepertinya saat awal hubungan, mood-nya pasangan ini nggak ada masalah besar. Tapi lama kelamaan, kamu mungkin jadi bingung apa yang bikin dia tiba-tiba berubah jadi bad moodan. Kesan pertama yang bisa muncul adalah, "Apakah dia kesal padaku? Apa aku yang salah ngomong atau ngelakuin sesuatu?"


Tapi coba deh, bayangin, kalau dalam hubungan kita selalu harus mempertanyakan apakah kita nggak sengaja ngerusak hati pasangan dengan perkataan atau tindakan kita. Rasanya seperti jalan di atas telur, deh. Ini bisa jadi tantangan besar dalam hubungan. Kita butuh pengertian lebih banyak tentang apa yang bisa memicu bad mood si dia dan bagaimana caranya kita bisa ngomong dengan lembut tanpa membuat suasana makin panas.


Pasangan Penyabar: Tetap Sabar, Sampai Kapan?

Lalu, mari kita tengok pasangan yang terkenal dengan kesabaran mereka. Mereka adalah pribadi yang siap mendengarkan cerita kita tentang bagaimana cuaca yang panas bikin rambut jadi nggak bisa diajak kompromi, dan mereka bakal bilang, "Nggak masalah, sayang." Tapi pernah nggak kamu bertanya-tanya, "Apakah mereka tuh beneran nggak pernah kesel sama apa yang aku lakuin?"


Sifat penyabar ini, meskipun luar biasa dalam menjaga harmoni, juga bisa bikin hubungan agak datar. Kalau pasangan kita selalu setuju aja dan nggak pernah ngomongin masalah, bisa-bisa ada apa-apanya juga nggak kita tahu. Jadi, meskipun terlihat indah bahwa mereka nggak pernah meledak-ledak, kita juga perlu jeli untuk melihat apakah kelebihan ini nggak jadi kelemahan.


Bukan Hanya Drama TV, Toxisitas Ada di Mana-mana

Aku yakin kamu pernah dengar kata "toxic" kan? Nah, dalam hubungan, ada beberapa tanda-tanda yang bisa bikin kita mikir, "Eh, kayaknya ini agak nggak sehat ya." Ini bisa mulai dari sikap egois, penghindaran komunikasi, atau bahkan mengontrol pasangan. Gimana kalau pasangan yang mood-nya buruk ini mengeluarkan kemarahannya dengan cara yang nggak sehat? Atau pasangan yang terlalu penyabar jadi kayak kepiting dalam sekantong yang nggak mau ngomongin apa-apa?


Yang penting, kita perlu ngeliat lebih dalam lagi. Meskipun mereka beda, pasangan bad moodan dan pasangan penyabar tetap bisa berjuang bersama untuk menghadapi tantangan ini. Komunikasi yang baik adalah kunci utamanya. Penting juga bagi mereka untuk bisa menemukan keseimbangan emosional dalam hubungan. Ini nggak mudah, tapi kalau mereka bisa, hubungan mereka bisa tumbuh jadi lebih kuat dan sehat.



Jelas udah bisa dong kita mau nentuin, apakah hubungan ini bisa dibilang racun atau nggak. Setelah melihat karakteristik pasangan-pasangan ini, kita bisa coba nilai, apakah toxic atau enggaknya hubungan mereka tergantung pada cara mereka mengatasi tantangan dan konflik yang muncul. Bukan cuma soal bad mood atau kesabaran, tapi bagaimana mereka bisa berbicara satu sama lain, saling mendengarkan, dan bekerja sama mencari solusi.


Jadi, ingat ya, hubungan nggak pernah hitam putih. Kita perlu melihat lebih dalam lagi dan memahami dinamika antara pasangan kita. Kalau memang ada masalah, nggak ada salahnya buat minta bantuan dari orang yang profesional, seperti psikolog. Jangan sampai kita kehilangan kebahagiaan dalam hubungan hanya karena nggak bisa menghadapi perbedaan mood atau kelebihan yang terlalu penyabar. Kita bisa kok bangun hubungan yang sehat dan harmonis. Semangat! 




Referensi : 


Johnson, Sue. 2019. Hold Me Tight: Your Guide to the Most Successful Approach to Building Loving Relationships.


Comments