Dampak Dibalik Broken Home
Keluarga adalah pondasi penting dalam kehidupan kita, bukan? Namun, ada kalanya situasi tidak berjalan seperti yang diharapkan, seperti dalam kasus broken home. Apa itu broken home? Nah, jadi broken home terjadi ketika orang tua memutuskan untuk berpisah atau bercerai, dan ini bisa berdampak besar terutama pada anak-anak. Kita akan membahas betapa signifikannya dampak psikologis dari situasi ini pada anak-anak. Lalu apa saja kah dampak pada anak yang broken home? berikut :
Dampak Emosional pada Anak
Perasaan itu seperti roller coaster emosional, ya! yang sering naik turun. Nah, bagi anak-anak yang mengalami broken home, roller coaster ini bisa jadi lebih liar lagi. Mereka mungkin merasakan perasaan kehilangan yang dalam karena situasi ini. Bayangkan saja, tiba-tiba kehadiran salah satu orang tua dalam kehidupan sehari-hari mereka hilang. Ini bisa membuat mereka merasa tidak stabil secara emosional dan bingung, seperti sedang mencari pijakan di tengah samudera perasaan yang berombak.
Selain itu, rasa ketidakpastian tentang masa depan juga bisa menjadi monster yang menakutkan bagi anak-anak dari broken home. Mereka mungkin bertanya-tanya, "Bagaimana kehidupan akan berjalan setelah ini?" atau "Apa yang sebenarnya akan terjadi pada keluarga saya?" Mereka mungkin merasa cemas tentang hal-hal seperti tempat tinggal, sekolah, teman-teman, dan banyak aspek lainnya yang sebelumnya mereka anggap sebagai hal yang pasti. Jadi, yakinlah bahwa perasaan anak-anak ini sangatlah rumit, dan mereka memerlukan dukungan yang kuat dalam menghadapinya.
Gangguan Perkembangan Psikososial
Bercengkerama dengan teman sebaya itu seperti main layang-layang, bukan? Sayangnya, bagi anak-anak dari broken home, layang-layang ini bisa jadi tersedot oleh angin masalah psikososial. Interaksi sosial yang sebelumnya mereka nikmati mungkin menjadi lebih rumit. Rasa cemas atau bahkan merasa berbeda dari teman-teman mereka bisa membuat mereka lebih tertutup. Selain itu, perkembangan identitas dan rasa diri mereka juga bisa terpengaruh. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memahami siapa mereka sebenarnya dalam situasi yang penuh gejolak ini.
Hal yang tak kalah pentingnya adalah dampak trauma yang mungkin dialami anak-anak akibat perpecahan orang tua. Trauma ini bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari ketakutan kehilangan lebih lanjut hingga perasaan tidak aman. Mengatasi krisis seperti ini juga bisa jadi tantangan yang luar biasa bagi mereka. Jika kamu membayangkan anak-anak sebagai bunga muda yang perlu perlindungan, maka perpecahan orang tua bisa seperti badai yang menyerang tanaman muda ini. Kerenyahan batang mereka bisa membuat mereka sulit berdiri tegak, tapi jangan khawatir, mereka bisa bertahan dengan dukungan yang tepat.
Gangguan Kesejahteraan Mental
Anak-anak dari broken home mungkin menghadapi risiko depresi dan kecenderungan kecemasan yang lebih tinggi. Pikirkan saja betapa sulitnya mereka harus menyesuaikan diri dengan perubahan besar dalam kehidupan mereka, sambil mencoba menjaga keseimbangan emosional. Mereka mungkin merasa kesepian, kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati, atau bahkan sulit tidur. Jadi, seperti detektif dalam film, kita harus peka terhadap tanda-tanda ini dan memberikan bantuan ketika diperlukan.
Dampak jangka panjang pada kesejahteraan mental anak juga patut diperhatikan. Ingatlah bahwa masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pola pikir dan emosi yang akan membawa mereka ke masa dewasa. Jika mereka terus-menerus menghadapi tekanan dan stress akibat broken home, ini bisa berdampak pada kesehatan mental mereka saat mereka tumbuh dewasa. Sama seperti memilih makanan untuk tubuh yang sehat, kita juga perlu memilih dukungan emosional yang tepat untuk otak dan jiwa muda ini.
Perilaku Menyimpang dan Pengaruh Lingkungan
Kalian pernah lihat contoh dominos? Saat satu domino jatuh, itu bisa mempengaruhi yang lainnya ikut jatuh. Begitu juga dengan anak-anak dari broken home. Hubungan antara situasi perceraian orang tua dan perilaku menyimpang bisa sangat erat. Mereka mungkin mengalami perubahan perilaku seperti peningkatan agresi atau bahkan penggunaan obat-obatan terlarang sebagai cara untuk mengatasi perasaan mereka. Namun, ingatlah bahwa mereka bukanlah "anak nakal," melainkan mungkin sedang mencoba untuk mengungkapkan emosi mereka yang terjepit.
Lingkungan sosial juga memiliki peran penting dalam membantu anak-anak mengatasi dampak psikologis dari broken home. Teman-teman, guru, dan masyarakat sekitar bisa menjadi dukungan yang berharga. Menghadirkan pengertian dan kesadaran tentang situasi anak-anak dari broken home adalah langkah awal yang sangat penting. Jadi, mari kita bersama-sama menjadi bintang penyemangat dan telinga yang siap mendengarkan untuk mereka.
Orang tua memang seperti pahlawan dalam kisah hidup anak-anak. Mereka bisa memiliki peran besar dalam membantu anak-anak mengatasi dampak psikologis dari broken home. Dukungan dan komunikasi terbuka adalah kunci. Anak-anak perlu merasa bahwa mereka dapat mengungkapkan perasaan mereka tanpa takut dihakimi. Mengajarkan mereka keterampilan mengatasi stress dan emosi juga sangat penting agar mereka dapat menghadapi tantangan dengan lebih baik. Dukungan emosional dari lingkungan sekitar juga sangat berarti. Teman-teman yang mendengarkan dengan sabar, guru yang peka, dan masyarakat yang inklusif dapat memberikan ruang aman bagi anak-anak untuk merasa diterima dan dihargai. Jadi, mari bersama-sama menjadi sumber kekuatan bagi mereka yang sedang melewati situasi rumit ini.
Mari kita bersama-sama berperan dalam membangun lingkungan yang mendukung, penuh pengertian, dan penuh cinta bagi anak-anak yang sedang menjalani perjalanan yang penuh gejolak ini.
Referensi :
Noor, M. Irsyad. 2022. Broken Home: An Inspiring Life Journey.

Comments
Post a Comment