Bedakah Emotional Detachment & Isolasi Diri Itu?

Saat kita berbicara tentang Emotional Detachment dan isolasi diri, bisa saja terasa seperti dua sisi dari koin yang sama, tapi sebenarnya keduanya memiliki perbedaan lho.
1. Emotional Detachment: Menjaga Jarak Emosional
Emotional Detachment sendiri lebih mengacu pada bagaimana kita merespons dan terhubung dengan emosi, baik milik kita sendiri maupun orang lain. Ini terkait dengan perasaan-perasaan yang mungkin kita coba kurangi intensitasnya atau kita kendalikan agar tidak menguasai kita sepenuhnya. Misalnya, saat teman kita sedang membagikan kisah sedih, kita bisa saja merasa sedih juga, tapi karena kita ingin "kuat" atau tidak ingin terlalu terbawa emosi, kita mencoba menjaga jarak dari emosi ini.
Contohnya saja kamu mendengar kabar buruk tentang pekerjaan yang kamu sukai. Saat temanmu bertanya bagaimana perasaanmu, kamu mungkin menjawab dengan tenang dan bilang kamu baik-baik saja, padahal di dalam hatimu kamu merasa kecewa dan sedih. Di sinilah Emotional Detachment berperan. Meskipun kamu merasa emosi, kamu mencoba menahannya dan tidak mengekspresikannya dengan jelas.
2. Isolasi Diri: Menarik Diri dari Interaksi
Sementara itu, isolasi diri berkaitan dengan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain secara fisik maupun emosional. Ini lebih tentang mengurung diri atau menjauh dari interaksi sosial atau hubungan personal. Biasanya, ini terjadi karena kita merasa cemas, stress, atau bahkan merasa lelah dengan interaksi sosial.
Contoh nyata yang mungkin sering kamu lihat atau alami, kamu baru saja mengalami kegagalan besar dalam proyek kerja, dan kamu merasa sangat malu. Sebagai respons, kamu mungkin memutuskan untuk menghindari teman-teman dan rekan kerja, menghindari panggilan telepon, dan bahkan tidak ikut acara-acara sosial yang biasanya kamu hadiri. Ini adalah contoh *isolasi diri*. Kamu sengaja menjauh dari interaksi dengan orang lain karena merasa tidak nyaman dengan dirimu sendiri.
Jadi, perbedaan utama antara keduanya adalah fokusnya. Emotional Detachment berkaitan dengan bagaimana kita merespons emosi, sementara isolasi diri lebih berkaitan dengan bagaimana kita berinteraksi dan terhubung dengan orang lain. Meskipun keduanya bisa saling berkaitan, penting untuk memahami bahwa kita bisa saja menjaga jarak dari emosi tanpa harus mengisolasi diri, dan sebaliknya, kita bisa merasa terisolasi tanpa perlu meredam emosi.
Dalam keseharian, tentu saja bisa ada situasi di mana keduanya muncul bersamaan, tetapi dengan memahami perbedaan ini, kita dapat lebih bijak dalam merespons dan mengatasi perasaan-perasaan ini. Ingat, penting untuk tetap menjaga keseimbangan antara menjaga emosi dan tetap terhubung dengan orang-orang yang peduli dengan kita.
Referensi :
Webb, Jonice. 2021. The Detachment Cure: How to Break Free from Emotional Overattachment and Live a More Fulfilling Life.
Comments
Post a Comment