Kepercayaan : Dinamika Hubungan Di Fase Quiet Quitting

Hubungan antara Quiet Quitting dan kepercayaan dalam hubungan asmara sehari-harinya sangatlah erat dan dapat mempengaruhi dinamika hubungan dengan cara yang signifikan. Quiet Quitting, yang merupakan tindakan menjauh secara emosional dari pasangan, bisa berdampak besar pada tingkat kepercayaan yang ada dalam hubungan asmara. Ketika salah satu pihak mulai merasa bahwa pasangan sedang menarik diri secara emosional, rasa kepercayaan bisa mulai terkikis.
Sebagai contoh, bayangkan pasanganmu yang tiba-tiba berhenti berbagi perasaan, cerita, dan pengalaman denganmu seperti yang biasa mereka lakukan. Mereka mungkin tidak lagi membuka diri dan berbicara tentang hal-hal penting dalam hidup mereka. Ini bisa membuatmu merasa tidak diberi akses ke bagian penting dari kehidupan pasanganmu, dan rasa curiga mungkin muncul.
Dalam Quiet Quitting, pasangan yang merasa ditinggalkan secara emosional bisa merasa seperti ada sesuatu yang disembunyikan atau dirahasiakan dari mereka. Rasa ini dapat menggerus kepercayaan yang ada, karena mereka mungkin bertanya-tanya mengapa pasangan tidak lagi bersedia berbagi. Ini bisa memicu rasa curiga dan membuat mereka meragukan apakah pasangan benar-benar berkomitmen pada hubungan.
Selain itu, ketika pasangan mulai menjauh secara emosional, pasangan yang ditinggalkan mungkin mulai meragukan apakah mereka masih dihargai dan penting bagi pasangan. Mereka mungkin merasa bahwa pasangan lebih suka menjaga jarak daripada berinvestasi dalam hubungan. Perasaan ini bisa merusak kepercayaan yang ada, karena mereka mungkin mulai meragukan apakah pasangan benar-benar peduli dan mementingkan hubungan.
Cara mengatasi dampak pada kepercayaanmu dengan pasangan, yakni dengan :
1. Komunikasi Terbuka
Jika merasa Quiet Quitting mulai merusak kepercayaan, komunikasikan perasaanmu dengan pasangan. Bicarakan tentang bagaimana kamu merasa dan mengapa kamu merasa kepercayaanmu terganggu.
2. Jujur dan Transparan
Jika ada alasan tertentu di balik Quiet Quitting, pasangan yang melakukan Quiet Quitting perlu berbicara secara jujur tentang perasaannya. Keterbukaan ini dapat membantu memahami konteks dan mengurangi rasa curiga.
3. Bangun Kembali Koneksi
Berusaha untuk membangun kembali kedekatan dan ikatan yang mungkin hilang akibat Quiet Quitting. Lakukan kegiatan bersama, bicarakan tentang masa lalu, dan temukan cara untuk menghidupkan kembali rasa saling percaya.
4. Bersikap Sabar
Memulihkan kepercayaan memerlukan waktu. Bersikaplah sabar dan bersedia bekerja bersama untuk membangun kembali kepercayaan yang mungkin terganggu.
Jika dampaknya sangat dalam, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari terapis atau konselor. Mereka dapat membantu menganalisis situasi dan memberikan panduan yang lebih baik dalam memulihkan kepercayaan. Mengatasi dampak Quiet Quitting pada kepercayaan membutuhkan kerja sama dan komunikasi yang kuat antara kedua belah pihak. Dengan berusaha bersama, kepercayaan yang rusak dapat diperbaiki, dan hubungan bisa kembali menjadi lebih kokoh dan harmonis.
Referensi :
Kirshenbaum, Mira. 2022. Too Good to Leave, Too Bad to Stay: A Step-by-Step Guide to Making the Hardest Decision of Your Life.
Comments
Post a Comment